
Niat merupakan hal yang sangat penting dalam beribadah karena niat menentukan sah atau tidaknya suatu ibadah. Sebagai contoh, seseorang yang berpuasa di bulan Ramadan dengan niat sekedar diet, maka dia tidak akan mendapatkan pahala apapun. Fungsi niat juga untuk membedakan antara kebiasaan sehari-hari dengan ibadah. Misalnya, mandi adalah kebiasaan sehari-hari, tetapi jika diniatkan untuk membersihkan diri dari hadas besar, maka hal itu menjadi sebuah ibadah. Para ulama bahkan mengatakan:
عبادة الغافل عادة وعادة العالم عبادة
“Ibadahnya orang yang lalai adalah kebiasaan, dan kebiasaan orang yang berilmu adalah ibadah.”
Tidak diragukan lagi bahwa niat wajib dilakukan dalam setiap ibadah, termasuk puasa. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya.”
Namun, terdapat perbedaan waktu niat antara puasa wajib dan puasa sunnah.
Niat Puasa Wajib
Untuk puasa wajib (seperti puasa Ramadan), niat harus dilakukan sebelum terbit fajar (sebelum waktu Subuh). Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah ﷺ:
مَنْ لَمْ يُبَيِّتِ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
“Barangsiapa yang tidak menetapkan niat puasa sebelum fajar, maka tidak ada puasa baginya.”
Niat Puasa Sunnah
Sementara itu, untuk puasa sunnah, niat boleh dilakukan setelah terbit fajar, asalkan belum makan atau minum sesuatu. Hal ini didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu ‘anha:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدْخُلُ عَلَيَّ فَيَقُولُ: هَلْ عِنْدَكُمْ غَدَاءٌ؟ فَإِذَا قُلْنَا: لَا، قَالَ: إِنِّي صَائِمٌ
“Rasulullah ﷺ pernah masuk ke rumahku dan bertanya, ‘Apakah kalian memiliki makanan?’ Jika kami menjawab, ‘Tidak,’ beliau berkata, ‘Kalau begitu, aku berpuasa.'”
Hadis ini menunjukkan bahwa Nabi ﷺ belum meniatkan puasa sebelum fajar, tetapi beliau berpuasa karena tidak mendapatkan makanan.
Niat dalam Hati
Perlu diketahui bahwa tempat niat adalah di dalam hati, sehingga tidak dianjurkan untuk melafalkannya. Sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Ibnu Taimiyah:
كُلُّ مَنْ عَلِمَ أَنَّ غَدًا مِنْ رَمَضَانَ وَهُوَ يُرِيدُ صَوْمَهُ فَقَدْ نَوَى وَهُوَ فِعْلُ عَامَّةِ الْمُسْلِمِين
“Setiap orang yang mengetahui bahwa besok adalah hari (di bulan) Ramadan dan dia berniat untuk berpuasa, maka dia telah berniat. Ini adalah perbuatan umumnya kaum Muslimin.”
Dengan demikian, niat memiliki peran yang sangat penting dalam ibadah, terutama puasa, baik puasa wajib maupun sunnah. Niat yang ikhlas dan tepat waktu akan menentukan sah atau tidaknya ibadah tersebut.
Penulis: Syaikh Shalih bin Fauzan
Sumber: kitab إتحاف أهل الإيمان بدروس شهر رمضان